1. "Yen durung sampun dipetak angin, yen durung sampun dipetak getih, yen durung sampun dipidak banteng. Ora ono dustane, ora biso digoleki." (Jika belum terbukti di udara, belum terbukti di tanah, belum terbukti di lautan. Tidak ada dustanya, tidak bisa diragukan.)
2. "Ing sawijining pangandika, ana sasmita kang agung. Aja ngendika, aja agribik, aja agaksara, aja akitik." (Dalam setiap perkataan, ada amanat yang agung. Jangan mengatakan, jangan mengeluh, jangan melupakan, jangan menyakiti.)
3. "Anteng-anteng dudu jaminan sukses, atiku soko mau tan." (Ketenangan bukan jaminan kesuksesan, keberanian berasal dari dalam hati.)
4. "Sadurunge awas, lar toto minantu wis risik, risik mangan lakune ojo risik nambani." (Sebelum berperilaku dengan sembarangan, pikirkanlah tentang konsekuensinya, karena konsekuensi makan buahnya, jangan hanya mencicipi.)
5. "Bilih adoh panganan, pijine ho hisap pinang." (Jika makanan tidak ada, cukuplah merasakan aroma pinang.)
6. "Lek mesti metu edan, kreatif ambek gawe." (Jika harus keluar rumah saat pandemi, jadilah kreatif dalam bekerja.)
7. "Pada kang remen remen arep parani parani minggat alam." (Orang yang suka rukun ingin hidupnya tenang dan damai.)
8. "Urip mesti tansah teguh, mlayu ora seneng ora tresno ora gelogatan." (Hidup harus selalu berdiri teguh, tidak terpengaruh oleh kesenangan, cinta, atau kegelisahan.)
9. "Urip kudu ngandika, nduweni sumber ala." (Hidup harus berbicara, memiliki sumber pencapaian.)
10. "Ndiket piwalesan, awal ugal-ugalan, sare akeh ilangane." (Pada saat yang berat, jangan bersikap seenaknya, banyak yang bisa hilang.)
11. "Ora biso mikir apa kang menawa kowe ora pada sakben." (Tidak bisa berpikir apa-apa jika kamu tidak tenang.)
12. "Kepranan kaya kera, kinantu kaya gembel." (Keserakahan seperti monyet, tidak tahu tanda diri seperti gelandangan.)
13. "Urip ikon gawe, sing ora nglakon kaya wong numpang." (Hidup adalah bekerja, yang tidak bekerja seperti orang mengamen.)
14. "Urip iki mung isun, tangga ono tak satelit." (Hidup ini hanya sekali, tidak ada jaminan hidup ke depan.)
15. "Urip iki pancen jenenge risiko, kudu dijalani lan diisi tak sedhih seng benere." (Hidup ini memang namanya risiko, harus dijalani dan diisi dengan yang benar.)
16. "Urip iki sempatta mlobi lagi gegayuhan wae." (Hidup ini sementara, jadi berusaha saja selama mampu.)
17. "Urip ndhalang gigire, luwih nguripi luwih mangan." (Hidup ini bagai gigi, semakin dikunyah semakin banyak yang dimakan.)
18. "Urip iki gak guna maneh, kowe ora risik koyo ngombe."
19. (Hidup ini tidak ada gunanya, jika kamu tidak berani seperti minum.)
20. "Urip iki tak urip ya usaha, tak dadani ya rezeki." (Hidup ini adalah bekerja, yang diusahakan adalah rezeki.)
21. "Seng bali ketaman, seng jawa keturunan." (Yang pulang ke taman adalah yang Jawa sejati.)
22. "Yen durung sampun kepanggih, yen durung sampun klambi." (Jika belum saling menemui, jika belum saling memahami.)
23. "Yen durung sampun disebut yasan, yen durung sampun disebut budi." (Jika belum disebut adil, jika belum disebut bijaksana.)
24. "Toro karo peksa, ado karo kesaktian." (Berbicara dengan tindakan, beraksi dengan kekuatan.)
25. "Yen durung sungkawa, yen durung orak-arik, yen durung pelot, wancine sugih jaya." (Jika belum celaka, jika belum meraih kesuksesan, jika belum melanjutkan, jangan beri penghargaan.)
26. "Seng bali kataman sipat, seng Jawa ketaman mrantaka." (Yang pulang ke taman adalah yang pandai, yang Jawa adalah yang berjuang.)
27. "Sadurunge pada sampurna, racak wis nyelekit, dene kowe ra beda karo wong biasa." (Sebelum menjadi sempurna, akan ada rasa sakit, dan kamu tidak akan berbeda dengan orang biasa.)
28. "Jroning ati ana kang rumasuk, ing kancamu ana kang metu." (Di dalam hati ada yang hancur, di luar kamu ada yang sukses.)
29. "Patut diingat, ati sebelum lambekan catur." (Apa yang ada di hati harus diingat sebelum mengerjakan kejahatan.)
30. "Ketambin ucul kang dipituti, lamun sajroning ati lorong ditantang." (Untaun lalampahan itu pada alasan menghibur, tetapi ketika dalam hati terasa sakit perlu menjadi perhatian.)